“Kembalilah Sayang”, “Datang Dalam Kenangan” dari Deolipa Yumara

DEOLIPA Yumara, siapa yang tidak kenal dengan sosok pengacara dan vokalis nyentrik berambut gondrong ini.

Dalam waktu dekat, Deolipa akan melaunching dua lagu single terbarunya, yang berjudul “Kembalilah Sayang” dan “Datang Dalam Kenangan”.

Sebelumnya Deolipa sudah menyelesaikan syuting  pembuatan video klipnya. “Jadi kita ceritakan tentang isi lagunya, nanti lagu ini juga akan kita masukkan ke media musik dan youtube,” kata Deolipa Yumara, saat ditemui di kediamanannya di Kawasan Depok, Minggu 18 September 2022.

Mantan Pengacara Bharada E ini ternyata orang Jawa asli. Bahkan Ayahnya berasal dari Yogyakarta sedangkan ibunya dari Jombang, Jawa Timur.

Pria kelahiran Jakarta, 13 Desember 1972 ini menceritakan bagaimana saat ia kecil, sewaktu menjalani kuliah, sebagai pengacara sampai bermusik.

Dalam kesempatan itu, Deolipa juga menceritakan nama darinya Deolipa Yumara, yang ternyata memiliki memiliki arti.

“Nama Deolipa ini, nama asli Jawa, memiliki arti, Deolipa (De-Desember, O nya-Rebo, Li-Legi, Pa-Pagi) kalau Yumara (You bahasa Inggris, Mara itu bahasa Jawa datang). Jadi artinya Kamu Datang,” ujarnya.

Anak dari pensunan TNI Angkatan Laut ini, dibesarkan di Komplek Dewa Kembar, Cilincing Jakarta Utara. Namun semasa kecilnya pernah pula menetap di Manado.

Kuliah 2 Jurusan

Lulusan S1 Fakultas Hukum dan S1 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini, semasa kuliahnya selalu aktif sebagai aktivis kampus.

Ia juga menceritakan bagaimana bisa mengikuti kuliah di dua jurusan S1 Hukum dan S1 Psikologi. “Pada saat itu saya mengikuti UMPTN, dan  ke dua jurusan yang saya ambil saat tes lulus,” jelasnya.

Begitu pula saat menempuh kelulusan untuk 2 Fakultas tersebut, Ia mengaku lulus dengan IPK yang cukup.

“Kita berharap dengan lulus kuliah di 2 Fakultas ini, tentunya bisa kerja enak, paling tidak sadar hukum dan sadar Psikologi, perusahaan di Jakarta baik itu di kawasan Sudirman, Gatot Subroto, Kuningan kita ngelamar pekerjaan, ketika ikut ujian calon pegawai di perusahaan tersebut, saya kalahnya tes bahasa Inggris. Akhirnya ngak pernah keterima kerja,” paparnya.

Setelah lulus kuliah S1 Universitas Indonesia, Deolipa sempat menganggur setahun dan disela-sela ngangur itu ia ikut sebagai pengacara (Pengacara Koprol bambu) atau pengacara yang tidak punya kartu pengacara, ujarnya.

Deolipa juga mengenang saat menangani kasus pertama yang tanganinya, menjadi pengacara baru yaitu di Pengadilan Agama, pada waktu itu kasus cerai.

“Kita nongkrong di depan Pengadilan agama dan bertemu dengan seorang ibu yang menangis saat itu ingin bercerai tapi tidak memiliki uang, kita bantuin buat surat-suratnya, saat itu saya masih berusia 24 tahun,” paparnya.

Kemudian lulus ujian profesi advokat dan memiliki ijin sebagai pengacara, tapi saat itu masih kekurangan uang, maka ia pun bekerja di sekolah Musik.

Sempat Ngamen

Pengalaman bernyanyi Deolipa tidak perlu diragukan lagi, apalagi sejak usia 3 tahun iya sudah bernyanyi. Bahkan ia pun sempat menjadi pengamen dari rumah kerumah saat itu dirinya masih menjalani kuliah.

Ada pengalaman yang unik saat ia mengamen dari rumah ke rumah. Deolipa membawakan lagu pada waktu itu “Bis Kota”, karya Franky Sahilatua.

“Saat saya mengamen di rumah ke enam, saat lirik “oleh sesaknya penumpang”, ternyata ada anjing yang mengonggong, larilah kita,” kenangnya.

Begitu pula sewaktu masih kuliah ia tidak memiliki uang dan sempat mengamen di Bis kota. | Eka Ardimiyati.

TAGS
Share This