Esther Sri Harjati : Krisis Berpotensi Memperlambat Perkembangan Bisnis, Tanpa Adanya Manajemen Yang Baik Krisis Menjadi Musuh Besar Perusahaan

Esther Sri Harjati : Krisis Berpotensi Memperlambat Perkembangan Bisnis, Tanpa Adanya Manajemen Yang Baik Krisis Menjadi Musuh Besar Perusahaan

JAKARTA – PT Federal International Finance (FIFGROUP) yang merupakan anak perusahaan PT Astra International Tbk dan bagian dari Astra Financial menyadari pentingnya sebuah perusahaan besar dalam mempersiapkan strategi manajemen krisis khususnya dari kacamata public relations. Divisi atau departemen hubungan masyarakat (humas) memainkan peranan penting di dalam sebuah konsep strategi manajemen krisis.

Sehubungan dengan itu, FIFGROUP menghadirkan sebuah webinar yang berjudul Webinar with CorComm Expertise “Crisis Management Handling for Public Relations” yang akan mengupas tuntas terkait “Manajemen Penanganan Krisis untuk Humas” dengan mengundang salah satu pakar bidang komunikasi, Agung Laksamana yang menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat (PERHUMAS) Indonesia, yang saat ini juga sebagai Executive Vice President PT Freeport Indonesia,.

Hadir dalam webinar tersebut Human Capital, General Support, and Corporate Communication Director FIFGROUP, Esther Sri Harjati yang memberikan kata sambutan di awal acara, Chief of Corporate Communication and Corporate Social Responsibility (CSR) Yulian Warman yang juga memberikan closing speech, serta Corporate Communication Department Head Charles DW Simaremare pada Senin, 18 Oktober 2021, mengatakan, sebuah perusahaan yang agile harus memiliki kesiapan dalam menghadapi setiap krisis yang terjadi.

Para Peserta Webinar with CorComm Expertise “Crisis Management Handling for Public Relations” FIFGROUP.

“Apapun bentuknya, krisis berpotensi memperlambat perkembangan bisnis perusahaan, tanpa adanya manajemen yang baik, krisis akan menjadi musuh besar bagi sebuah perusahaan. Oleh karena itu, melalui webinar ini, setiap insan FIFGROUP diharapkan dapat memiliki sense of crisis atau kemampuan dan pemahaman bagaimana dalam menghadapi setiap krisis yang dapat terjadi pada sebuah perusahaan, khususnya FIFGROUP,” kata Esther.

Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab dipanggil dengan Pak Agung ini, memaparkan mengenai betapa penting sebuah value dari public relations.

“Sebelum saya memulai mengupas tentang krisis, kita harus memahami terlebih dahulu apa itu public relations. Mengutip dari The British Institute of PR : It’s about Reputation; the results of what you do, what you say, and what others say about you. PR itu penting karena pada dasarnya membangun relationship.”

Dalam kondisi yang baik, ada 3 komponen dalam PR yaitu engage them (membangun hubungan yang baik dengan seluruh stakeholders seperti media, customer, pemerintah dan-lain-lain), educate them (dengan membangun kepercayaan), dan inspire them (melalui reputasi yang baik, karena ini merupakan investasi).

Sebuah krisis komunikasi adalah sebuah dialog antara perusahaan dengan publiknya sebelum, saat dan sesudah krisis terjadi. Dan saat sebuah krisis datang ada beberapa komponen yang harus diperhatikan yaitu strong leadership, strong communications-content, strong team to support dan 5Cs:

  1. Commitment, Perusahaan harus memiliki komitmen dalam penanganan krisis. Publik menginginkan informasi yang cepat menggunakan data dan fakta serta ketulusan, mulai dari pimpinan tertinggi sampai dengan karyawan internal untuk hadir sebagai spokesperson dalam menghadapi krisis.
  1. Cooperation, Jangan lari dari krisis, hadapi dengan positif communication. Jika sudah ada krisis, sebuah perusahaan tidak boleh menunda-nunda dalam penyelesaiannya, jangan silent. Publik ingin melihat bahwa perusahaan menerima tanggung jawab serta keinginan untuk mengambil langkah positif.
  1. Care, Perusahaan harus menunjukkan rasa empati yang besar terhadap krisis yang terjadi.
  1. Consistency & Coherency, Harus memiliki tanggung jawab dan konsistensi untuk mau menyelesaikan krisis dari awal mula terjadi sampai selesai.
  1. Clarity, Pesan harus jelas, supaya tidak mudah diplintir oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, sehingga penting juga untuk mengenali media yang dihadapi. (Eka)
TAGS
Share This