Transformasi Panggung Sakral Menuju Sains: FK Udayana Gelar Lokakarya Meditasi Sidhakarya

Depansar, matahari.tv – Fakultas Kedokteran Universitas Udayana melalui Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran menggelar lokakarya bertajuk “Penyusunan Modul Meditasi Sidhakarya: Dari Panggung Sakral Menuju Sains Berbasis Bukti.”
Acara yang berlangsung di Denpasar, Jumat
19 September 2025 dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan dihadiri langsung Dekan Fakultas Kedokteran Udayana.
Lokakarya mempertemukan tokoh lintas disiplin yang mewakili tiga pilar utama, yaitu spiritualitas, seni, dan sains.
Dari ranah spiritual hadir Ida Pandita Mpu Acharya Jaya Daksa Vedananda (Prof. Dr. I Made Titib, Ph.D.), Ida Shri Bhagawan Dalem Acarya Maha Kerti Wira Jagad Manik (Prof. Dr. dr. Nyoman Kertia, Sp.PD-KR), serta Ida Dalem Semaraputra (Dalem Klungkung), keturunan langsung Dalem Waturenggong, figur penting dalam mitologi Topeng Sidhakarya.
Dari kalangan kedokteran, tampil Prof. Dr. dr. Luh Ketut Suryani, SpKJ(K), pelopor etnopsikiatri Bali; Prof. Dr. dr. I Made Jawi, M.Kes; serta Prof. dr. I Made Ady Wirawan, MPH, Ph.D. Perspektif budaya dibawakan maestro topeng Bali sekaligus akademisi ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Dibia, S.ST., MA. Forum ini juga diperkaya gagasan mind-technology dari Dr. Dr. Adi W. Gunawan, ST, M.Pd, CCH, tokoh teknologi pikiran Indonesia.
Sorotan utama tertuju pada dr. I Gusti Ngurah Putra Eka Santosa, M.Fis, kandidat doktor yang lebih dari satu dekade meneliti dan mengajarkan Meditasi Sidhakarya.
Dalam paparannya, Dosen Fakultas Kedokteran Unmas ini berhasil merumuskan Meditasi Sidhakarya bukan hanya sebagai ritual budaya, melainkan intervensi medis berbasis bukti.
Terinspirasi dari Tari Topeng Pajegan Sidhakarya, ia memetakan enam fragmen kesadaran manusia yang selaras dengan teori ego state dalam psikologi modern.
Setiap karakter topeng diterjemahkan menjadi intervensi psikologis dan fisiologis yang kemudian dirumuskan dalam modul ilmiah.
Dengan pendekatan ini, Meditasi Sidhakarya diposisikan sebagai mind-body intervention yang relevan dalam konteks klinis, mulai dari psikosomatik, stres, gangguan kecemasan, hingga rehabilitasi penyakit kronis.
Para pakar yang hadir tidak hanya menyimak, tetapi juga memberi validasi akademik terhadap formulasi yang ditawarkan.
“Meditasi Sidhakarya adalah jembatan antara roh budaya Bali dan sains modern. Dari panggung sakral menuju laboratorium, ia membawa pesan bahwa kearifan lokal mampu melahirkan solusi nyata bagi tantangan kesehatan global,” tegas Prof. Jawi, Kaprodi Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran.
Ngurah Putera sendiri dikenal bukan hanya sebagai calon doktor, tetapi juga budayawan produktif yang menjembatani Bali dengan kedokteran modern.
Ia pernah berguru langsung pada maestro topeng Bali almarhum Tugek Carang Sari dan tokoh kawisesan almarhum Mangku Tedja Kandel. Karyanya kini telah menembus panggung akademik internasional.
Lokakarya ini menjadi tonggak penting bagi Universitas Udayana. Dengan dukungan lintas disiplin, Meditasi Sidhakarya diproyeksikan sebagai modul intervensi medis berbasis budaya pertama di Indonesia yang disusun secara ilmiah.
Sebuah langkah strategis yang sejalan dengan visi Universitas Udayana: unggul, mandiri, dan berbudaya.