Tari, Penjual Jamu Gendong di Tengah Pandemi Covid-19

Tari, Penjual Jamu Gendong di Tengah Pandemi Covid-19

Matahari TV | Jakarta — “Jamu…, jamu.., jamu…” demikian seruan seorang wanita paruh baya bernama Tari (32). Ia menawarkan jamu gendongannya dengan menggunakan bakul bambu yang ia lilit dengan kain panjang di punggungnya.

Tari biasanya menjajakan jamunya dari kampung ke kampung, atau gang ke gang, pada sore hari. Usahanya itu sudah dilakoni sejak bebarapa tahun yang lalu, tepatnya sebelum pandemi Covid-19 memporak porandakan dunia, termasuk Indonesia.

Sore tadi, Tari berkeliling di kawasan Ciracas, Susukan, Jakarta Timur, dengan menawarkan jamunya. Ia mengenakan kerudung biru, sandal japit, rok panjang warna biru muda dan kemeja lengan panjang bermotif batik.

Matahari TV sengaja membeli jamu racikan yang dibuatnya di rumah, dan dengan ramah ia pun melayani. Secara perlahan diturunkannya bakul berisi botol–botol itu dari badannya, lalu dikeluarkan gelas beling dari sela antara botol jamu dalam bakul miliknya.

Jamu yang pahit satu plus beras kencur ya, yuk,” ujar Matahari TV

“Baik Mas,” jawabnya.

Dengan cepat ia pun melayani. Dan sebelum ia menyuguhkan jamunya ke pembeli, gelas beling itu dibersihkannya dengan kain lap bersih. Lalu, ia tuangkan racikan jamu yang telah Matahari TV pesan sebelumnya.

Ini Mas. Silakan..,” ujarnya sambil menyodorkan jamu ke Matahari TV

“Tinggal di mana, mbak?” tanya Matahari TV

“Aku tinggal di Kampung Gedong, dekat lampu merah Pasar Rebo, Mas,” jawabnya.

Tari memiliki 2 orang anak yang masih kecil. Sementara suaminya hanya pekerja serabutan. Ia tinggal di sebuah kontrakan di daerah Kampung Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Menurut Tari, dengan berjualan jamu di musim pandemi ini ia bisa menafkahi keluarganya dan membayar kontrakan. Tari pun tidak terlalu masalah dengan wabah virus corona. Pasalnya, justru di saat pandemi pembelinya semakin bertambah.

“Alhamdulillah Mas, meski di musim pandemi dagangan saya selalu habis, dan langganan saya pun semakin bertambah,” ujarnya

Apalagi, lanjut Tari, sebelumnya Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga Chaerul Anwar Nidom mengatakan virus Corona bisa dilawan dengan ramuan yang mengandung curcuma, seperti jahe, temulawak, kunyit, kayu manis, dan sereh.

Dalam menjajakan jamunya, Tari tak luput dari menggunakan masker dan menjaga jarak. Karena hal ini penting untuk memutus mata rantai Covid-19.”Protokol kesehatan itu penting, Mas, agar kita tidak tertular,”pesannya.

Tari pulang ke kontrakan sebelum azan maghrib berkumandang dan matahari belum terbenam, untuk kembali kumpul bersama keluarga. Saling bercengkrama | Heru Lianto

 

 

 

Note : Bersama-kita lawan virus Corona. matahari.tv mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat 3M : Memakai masker, Rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak.

 

 

TAGS
Share This