“Tips Menulis ala Jurnalis” Dalam Kegiatan Pelatihan Menulis
Jakarta, Matahari.tv — Dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis anggota, Perhimpunan Pelajar Indonesia Jepang (PPIJ) dan Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Asia dan Oseania (PPIDKAsiania) mengadakan kegiatan pelatihan menulis.
Kegiatan ini mengambil tema, “Tips Menulis ala Jurnalis”, yang berlangsung, 31 Januari 2025.
Kegiatan yang bertujuan untuk mengasah kemampuan menulis ini, diikuti oleh peserta yang tergabung dalam anggota PPIJ dan PPIDKAsiania.
Pemateri dalam kegiatan ini, yaitu Arif Ilham Fajriadi (Wartawan Tempo) dan Anhar Fazri (Mahasiswa S3 Journalism di Huazhong University of Science and Technology, Tiongkok).
Kegiatan tersebut juga dihadari Adam Lukman Chaubah (Koordinator PPIDKAsiania) dan beberapa unsur lainnya dari PPIDKAsiania dan PPI Jepang.
Ketua PPI Jepang, Prima Gandhi, dalam sambutannya menyampaikan mengungkapkan, kegiatan ini merupakan iniasi dari PPIJ dan berkolaborasi dengan bidang Publikasi PPIDKAsiania, tak lain untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa dan anggota dalam lingkup organisasi, agar lebih mudah mendapatkan ide dan menemukan ritme serta rutinitas dalam menulis. Sehingga publikasi kegiatan organisasi akan selalu terjaga,” paparnya.
Lebih jauh Prima Gandhi mengatakan, jurnalis dan anggota organisasi perlu menguasai teknik penulisan yang tepat, seperti penggunaan lead yang kuat, pemilahan informasi yang relevan, dan penyajian yang memudahkan pembaca memahami inti berita dengan cepat.
“Dengan adanya berbagai platform digital, kecepatan dalam melaporkan berita juga semakin dituntut. Namun, tantangan lainnya adalah bagaimana mengatasi adanya disinformasi atau berita palsu yang dapat tersebar cepat di media sosial,” ujarnya.
Sebagai pemateri, Alif Ilham Fajriadi, memberikan penjelasan yang bahwa penulisan hard news dan straight news memang memegang peranan penting dalam jurnalisme modern, terutama dalam memberikan informasi yang langsung, jelas, dan objektif, kata Alif Ilham.
“Di tengah perkembangan teknologi, salah satu tantangan terbesar adalah menjaga kecepatan dalam menyampaikan berita tanpa mengorbankan akurasi dan kualitas, ujarnya.
Pelatihan ini juga diikuti dengan penyampaian penulisan feature di era digital yang saat ini memang semakin berkembang, terutama dengan adanya berbagai platform yang memungkinkan penyampaian cerita secara lebih menarik dan interaktif.
Tidak hanya mengandalkan teks, feature kini sering dikombinasikan dengan elemen multimedia seperti foto, video, infografis, bahkan format audio seperti podcast untuk meningkatkan daya tarik dan keterlibatan audiens.
Mengenai penulisan dan perkembangan feature jurnalistik tersebut, Anhar Fazri sebagai pemateri kedua memberikan penjelasan yaitu, Jurnalisme feature bukan sekadar menyampaikan fakta, tetapi bagaimana kita menghidupkan cerita dan membuat pembaca merasakan apa yang terjadi.
“Dulu, feature hanya berbentuk tulisan panjang di media cetak. Sekarang, feature bisa hadir dalam bentuk teks, video, podcast, bahkan cerita interaktif di media sosial,” tambahnya.