Sebuah Cerita di Gang Satoe, Setiap Senyum Selalu Teringat

Sebuah Cerita di Gang Satoe, Setiap Senyum Selalu Teringat

Jakarta, matahari.tv – Dalam rangkaian acara Satoe Spark bersama Karang Taruna dan anak-anak di Rumah Belajar Gang Satoe.

Dibawah hangatnya mentari, kawasan Jatinegara dipenuhi semangat yang tak biasa.

Tawa anak-anak mengalun di antara rumah-rumah, menyambut datangnya hari yang penuh warna.

Mata mereka berbinar, tangan kecil mereka sibuk mewarnai kaos polos yang perlahan berubah rupa.

Bukan hanya kain yang menyerap pewarna namun hati yang ikut menyerap makna.

Di sanalah Satoe Spark menemukan nyawanya, bukan sekadar proyek kuliah, tapi pertemuan antara harapan dan kenyataan, antara memberi dan bertumbuh bersama.

Bagi mahasiswa/i LSPR Bekasi yang datang, hari itu bukan sekadar agenda pre-event. Itu adalah momen pertama menyaksikan bahwa perubahan bisa hadir lewat hal-hal sederhana sebuah lingkaran kecil, baju polos, pewarna tie dye, dan percakapan yang penuh rasa.

Namun, keberlanjutan Satoe Spark tidak diukur dari seberapa besar acara ini akan digelar, melainkan dari bekas yang ditinggalkan.

Dalam hati anak-anak, ada semangat baru yang perlahan tumbuh, mulai dari
keberanian untuk percaya pada diri sendiri.

Di dalam diri mahasiswa, ada kesadaran yang mulai terbangun bahwa kehadiran bukan sekadar datang dan pergi, tapi tentang menemani dengan sungguh-sungguh.

Keberlanjutan bukan soal seberapa meriah acara dibuat, melainkan seberapa dalam ia tertanam.

Anak-anak pulang dengan karya mereka yang lebih dari sekadar warna. Mereka membawa harapan.

Mahasiswa kembali ke rutinitas perkuliahan dengan menyimpan pelajaran hidup, bahwa tanggung jawab sosial bukan tugas berat, melainkan panggilan hati.

Satoe Spark akan selesai dalam satu rangkaian acara, tetapi nilainya akan tinggal lebih lama.

Dalam ingatan, dalam semangat, dalam tindakan kecil yang kelak dibawa kemanapun kaki melangkah.

Karena perubahan tidak selalu datang dari hal besar. Kadang, perubahan hadir dari satu senyum yang disambut, satu tangan
yang dipegang, satu anak yang merasa dilihat dan dimengerti, dan di situlah cahaya kecil itu tetap menyala.

TAGS
Share This

COMMENTS