Puncak KPPTI-4 di Untar: FPPTI Nobatkan Pustakawan dan Perpustakaan Akademik Terbaik se-Indonesia

Jakarta, matahari.tv — Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) resmi mengumumkan para pemenang Indonesian Academic Librarian Award (IALA) 2025 dan Academic Library Innovation Award (ALIA) 2025 pada puncak kegiatan The 4th International Conference of Academic Libraries (KPPTI-4) yang berlangsung di Universitas Tarumanagara, Jakarta, 10 Oktober 2025.
Kegiatan IALA tahun ini diikuti oleh tujuh pustakawan dari berbagai wilayah FPPTI di Indonesia. Penilaian dilakukan melalui dua tahap, yaitu desk evaluation dan presentasi akhir di hadapan dewan juri nasional.
Setelah melalui proses seleksi yang ketat, Pitoyo Widhi Atmoko, S.Si., M.Si. dari Universitas Brawijaya, Jawa Timur, terpilih sebagai Juara Pertama berkat inisiatifnya mengembangkan layanan berbasis data yang meningkatkan akses riset kampus secara signifikan.
Posisi Juara Kedua diraih oleh Teguh Prasetyo Utomo, S.I.Pust. dari Universitas Islam Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dinilai unggul dalam inovasi literasi digital dan pemberdayaan komunitas baca akademik.
Sementara itu, Nurru Alfi Fazri Furau’ki, S.Ptk., M.I.Kom. dari Institut Teknologi Sains Bandung, Jawa Barat, meraih Juara Ketiga atas programnya dalam mengintegrasikan kecerdasan buatan untuk pengelolaan metadata dan repositori institusional.
Selain tiga besar, Desni Sri Hastuti Sihite, S.Sos. dari Universitas Bina Nusantara (FPPTI DKI Jakarta) dan Erwan Setyo Budi, S.Hum. dari Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang (FPPTI Jawa Tengah) terpilih masing-masing sebagai Juara Harapan Satu dan Dua, berkat kontribusinya dalam transformasi digital layanan informasi kesehatan dan peningkatan literasi ilmiah sivitas akademika.
Ketua Umum FPPTI, Mariyah, S.Sos., M.Hum., menyampaikan bahwa penghargaan IALA menjadi bentuk apresiasi terhadap kiprah pustakawan akademik yang beradaptasi dengan disrupsi teknologi tanpa meninggalkan nilai-nilai etika profesi.
“Para finalis menunjukkan bahwa pustakawan kini bukan sekadar pengelola informasi, melainkan pemimpin pengetahuan yang mendorong perubahan di lingkungannya,” ujarnya.
Selain kategori individu, FPPTI juga menganugerahkan Academic Library Innovation Award (ALIA) 2025 kepada lembaga perpustakaan yang berhasil menunjukkan terobosan signifikan dalam pengembangan layanan dan kolaborasi akademik.
Tahun ini, Perpustakaan UIN Raden Mas Said Surakarta dinobatkan sebagai Juara Pertama berkat keberhasilannya mengimplementasikan sistem layanan digital terintegrasi yang meningkatkan akses penelitian secara nasional.
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Jember meraih Juara Kedua melalui inovasi program literasi data dan pelatihan teknologi informasi bagi mahasiswa, sementara Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada menempati Juara Ketiga dengan pengembangan knowledge hub yang menghubungkan peneliti lintas disiplin.
Dua penghargaan tambahan, yaitu Harapan Satu dan Harapan Dua, masing-masing diraih oleh Perpustakaan Institut Teknologi Bandung dan Perpustakaan Institut Seni Indonesia Padang Panjang, yang diapresiasi karena pendekatan kreatif mereka dalam menggabungkan seni, budaya, dan teknologi dalam layanan informasi.
Mariyah menambahkan bahwa IALA dan ALIA bukan hanya bentuk penghargaan, melainkan juga cermin gerak kemajuan pustakawan dan lembaga perpustakaan di era kecerdasan buatan. “FPPTI berkomitmen untuk terus memperluas ruang apresiasi bagi pustakawan dan lembaga yang berinovasi. Penghargaan ini adalah bukti bahwa profesi pustakawan tetap relevan dan vital di tengah perubahan zaman,” jelasnya.
IALA dan ALIA kini telah menjadi agenda tahunan FPPTI yang tidak hanya menilai capaian teknis, tetapi juga dampak sosial dan akademik dari inovasi yang dihasilkan. Melalui kedua ajang ini, FPPTI menegaskan kembali komitmennya untuk membangun ekosistem literasi akademik yang kreatif, etis, dan berorientasi pada masa depan pendidikan tinggi Indonesia.