Peringati HAN ke-41, SMK Kesehatan Samarinda Gandeng DP2PA Gelar Sosialisasi Perlindungan Anak

SAMARINDA, matahari.tv – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional ke-41 tahun 2025, SMK Kesehatan Samarinda menggelar sosialisasi bertema pencegahan perkawinan usia anak dan kekerasan terhadap anak dan remaja.
Acara ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) Kota Samarinda.
Kepala Dinas DP2PA, Dr. Ibnu Araby, M.M.Pd, berhalangan hadir dan diwakili oleh Kepala Bidang Perlindungan Perempuan, Ibu Awe Ului, S.KM., M.Kes.
Waka Kesiswaan SMK Kesehatan Samarinda, Novirman Sudirman, S.Pd.Gr, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk mengedukasi siswa agar tidak mengambil keputusan keliru yang berdampak pada masa depan mereka, khususnya terkait pernikahan dini.
“Kami ingin anak-anak bisa menyelesaikan pendidikan dengan baik, dan terhindar dari risiko sosial akibat keputusan yang diambil tanpa kesiapan mental,” ujarnya.
Dalam paparannya, Awe Ului mengingatkan bahwa remaja rentan mengalami krisis identitas, merasa dewasa sebelum waktunya, dan kerap menolak arahan orang tua.
“Remaja sering merasa mampu ambil keputusan sendiri. Padahal, secara psikologis, mereka belum matang. Orang tua jadi dianggap reseh, padahal niatnya baik demi masa depan anak,” jelasnya.
Ia juga mengutip data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) yang mencatat adanya kasus kekerasan anak di sejumlah sekolah Samarinda, termasuk SMK Kesehatan.
“Sekolah seperti ini menjadi prioritas pembinaan karena masuk dalam data nasional. Harapannya ke depan, ada pola asuh dan komunikasi dua arah antara sekolah dan orang tua,” tambahnya.
Salah satu narasumber dari kalangan anak muda, Ayunda Tabina dari Forum Anak Nasional Kalimantan Timur, menyuarakan pentingnya kesadaran akan bahaya perundungan (bullying). Ia menekankan bahwa bullying tak hanya terjadi secara fisik, tapi juga dalam bentuk verbal, sosial, hingga elektronik.
“Mengejek, menyindir di media sosial, atau menjatuhkan mental teman adalah bentuk bullying yang nyata. Ini harus kita hentikan bersama,” kata Ayunda.
Sementara itu, Bapak Endro S. Efendi, S.E., M.Sos., C.Ht., C.T., C.P.S., seorang praktisi hipnoterapi klinis dari Rumahati sekaligus Direktur Semesta Academy, membawakan materi bertajuk “Pikiran Sehat, Masa Depan Hebat.”
Ia menjelaskan bahwa otak remaja belum berkembang sempurna, sehingga emosi dan gejolak cinta bisa menipu pikiran dan mendorong keputusan tergesa seperti menikah dini.
“Rasa cinta itu nyata, tapi sering kali berasal dari hormon yang membuat kita salah menilai situasi. Jika tidak disadari, bisa merusak masa depan,” jelasnya.
Endro juga mengajak siswa untuk mengenali potensi diri, mengelola emosi, dan memperkuat hubungan dengan orang tua serta guru sebagai bagian dari perlindungan mental dan sosial.
Kegiatan ini ditutup dengan komitmen bersama untuk menjadi pelopor dan pelapor dalam pencegahan kekerasan dan perundungan, serta menumbuhkan semangat menjaga masa depan lewat keputusan yang bijak dan sehat.