Pengamat Pertanian IPB University: Penetapan Harga GKP Untuk Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Petani

Tokyo, Matahari.tv – Pengamat Pertanian IPB University yang saat ini sedang menempuh studi di Tokyo University of Agriculture, Jepang, Prima Gandhi meminta Bulog untuk mengikuti semua arahan Presiden Prabowo yang telah memutuskan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp6.500 perkilogram.
Gandhi menyesalkan sampai saat ini masih banyak petani menjerit akibat harga di lapangan anjlok bahkan hingga Rp5.500 perkilogram.
Sebelumnya, Presiden Prabowo dalam kunjungan pasca dilantik ke kantor Kementan menegaskan, tidak boleh ada pihak manapun yang mencoba menurunkan harga gabah petani.
Untuk itu Presiden meminta semua pihak bahu membahu menyerap gabah sesuai HPP GKP sebesar Rp6.500 perkilogram.
“Menurut saya Presiden harus tau Fakta terkait serapan gabah yang masih dibawah HPP ini. Bulog juga harusnya mendukung semua arahan Presiden,” ujar Gandhi, Jumat, 7 Februari 2025.
Lebih lanjut Gandhi menegaskan peranan Bulog harus bisa mengakomodir semua kepentingan petani terutama dalam meningkatkan produksi dan juga kesejahteraan petani, terlebih pemerintah menargetkan swasembada beras dan stop impor beras pada tahun ini.
“Jika petani tidak diuntungkan karena Bulog tidak menyerap sesuai HPP buat apa ada penetapan HPP GKP berdasarkan perhitungan biaya produksi !” katanya.
Gandhi mengatakan, serapan gabah tahun ini akan memiliki dampak besar terhadap percepatan swasembada yang telah dicanangkan pemeintah agar bisa terwujud dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Sebab Penetapan harga GKP bukan hanya untuk menstabilkan harga gabah dan beras namun juga meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani padi.
“Jangan sampai jika ini terus terjadi, target capaian swasembada yang sudah bagus ini malah tercoreng hanya karena gabah petani tidak diserap sesuai HPP sebesar Rp6.500 perkilogram ” ujarnya.
Sebagai informasi, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yaitu 2020 hingga 2024, Harga GKP bulan Januari hingga April selalu turun, kecuali di Januari 2024 yang memiliki kenaikan.
Namun begitu, di tahun yang sama, pada bulan April 2024 harganya kembali turun, bahkan secara drastis yang membuat petani kian menjerit.
Untuk itu, Gandhi menjelaskan jika pola penyerapan HPP GKP terus berulang, tidak banyak masyarakat yang mau bertani padi terlebih bagi anak-anak muda.
Sudah saatnya Bulog mengedepankan kepentingan petani dan juga produksi dalam negeri jangan terlalu profit oriented.
“Sekarang saatnya berubah beri perhatian besar terhadap petani dengan membeli gabahnya sesuai HPP, kita dapat mencontoh Pemerintah Jepang, Vietnam daan Thailand yang konsisten membeli produk pertanian petaninya sesuai dengan harga kesepakatan,”tambah Gandhi yang saat ini sebagai Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang.