NFA Dorong Bulog dan Penggiling Padi Nasional Mempersiapkan Penyerapan Hasil Panen Raya Besar-besaran
KAPUAS, matahari.tv – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendukung penuh program ekstensifikasi cetak sawah baru dan Optimalisasi Lahan yang merupakan visi Presiden Prabowo Subianto dalam mempercepat swasembada pangan.
Dukungan tersebut disampaikan Plt. Direktur Pengawasan Keamanan Pangan Segar Bapanas, Apriyanto Nugroho saat mendampingi jajaran Komisi IV DPR RI dalam kunjungan kerjanya ke lokasi cetak sawah baru di Blok B, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Sabtu (7/12/2024).
Sebagai langkah konkrit, Menurut Apriyanto, NFA terus mendorong Bulog dan Penggiling Padi Nasional untuk mempersiapkan penyerapan hasil panen raya secara besar-besaran.
Langkah ini penting dilakukan mengingat lahan cetak sawah memiliki luasan yang sangat besar yaitu 3 juta hektar yang tersebar di 12 Provinsi.
“Kami mendukung sepenuhnya upaya peningkatan produksi pangan yang saat ini tengah digenjot kementerian teknis, dan untuk itu tentunya kita akan terus mendorong Bulog dan Penggiling Padi Nasional untuk mempersiapkan penyerapan secara besar-besaran sehingga target swasembada sesuai visi Bapak Presiden dan juga arahan langsung Bapak Kabadan (Arief Prasetyo Adi) bisa berjalan dengan lancar,” ujar Apriyanto.
Selain itu, kata Apriyanto, NFA juga mendorong sejumlah daerah untuk meningkatkan cadangan pangan, dan pemerintah daerah memastikan stabilitas harga di masing-masing daerah.
Pantauan situasi pasokan dan harga pangan sangat penting terutama dalam upaya mengendalikan inflasi agar tetap terjaga dengan baik.
“Dalam setiap rapat dan monitoring inflasi bersama Bapak Mendagri (Tito Karnavian), kami selalu menekankan semua daerah agar terus menjaga stabilitas baik itu komoditas beras maupun yang lainya,” katanya.
Sebagai informasi, sesuai kewenangan Perpres 66 tahun 2021, NFA terus melakukan pengawalan terhadap kondisi pasokan dan harga 12 komoditas pangan strategis seperti cabai, daging, minyak goreng, telur dan juga gula.
Apriyanto menambahkan semua upaya yang dilakukan NFA sepenuhnya untuk mendukung target swasembada pangan agar bisa tercapai secara cepat dan singkat.
Dia ingin, lewat program NFA, ketahanan dan kemandirian pangan Indonesia jauh lebih kuat.
“Karena itu beberapa waktu lalu Pak Arief Prasetyo Adi juga telah menyerahkan beberapa unit mobil SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dalam rangka menggerakan program Gerakan Pangan Murah di seluruh Indonesia,” katanya.
Sebelumnya fasilitasi mobil laboratorium untuk pengawasan keamanan pangan segar juga telah kita berikan ke daerah, yang mana hingga tahun 2024 ini terdapat 17 mobil laboratorium yang dioperasikan oleh Dinas yang menangani pangan di provinsi untuk memastikan keamanan pangan segar di berbagai pasar di daerah, tambahnya.
Di tempat terpisah, Pejabat Pelaksana Kegiatan Kewaspadaan Pangan NFA, Nita Yulianis saat mendampingi Anggota Komisi IV DPR RI ke Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Sabtu (7/12/2024), memastikan pemerintah terus memperkuat kolaborasi untuk mewujudkan swasembada secara cepat.
“Semangat yang kita bawa sama, yaitu kita ingin swasembada bisa tercapai secara cepat. NFA sendiri sesuai arahan Bapak Kabadan (Arief Prasetyo Adi) diminta menjaga stabilitas dan juga pasokan maupun cadangan pangan,” katanya.
Menurut Nita, DPR secara khusus juga meminta NFA untuk mengawal dan mendukung jalannya program-program peningkatan produksi pangan seperti cetak sawah agar ke depan NFA bisa menugasi Bulog dalam melakukan penyerapan.
“Sekali lagi, kami berkomitmen untuk mendukung apa yang menjadi visi Presiden dalam mempercepat swasembada pangan,” jelasnya.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi pada kesempatan sebelumnya mengatakan, pihaknya mendukung penuh peningkatan produksi dalam negeri melalui program intensifikasi maupun ekstensifikasi.
Dia berharap, swasembada pangan bisa tercapai dan dapat memperkuat cadangan pangan nasional.
“Menteri Pertanian menyampaikan dalam beberapa kesempatan tahun 2025 akan mencetak sawah 750 ribu hektare per tahunnya. Nah kita harus dorong produksi dalam negeri jangan impor. 2025 tidak ada impor beras karena beras kita semua sedang fokus 750 ribu hektare ditanami. Nah itu kalau ada tambahan 2,5 juta ton beras per tahun kita tidak impor,” jelasnya.