Kisah Kapal SPPG Nyeberang Laut Antarkan MBG untuk 951 Anak-Anak Pulau

Kisah Kapal SPPG Nyeberang Laut Antarkan MBG untuk 951 Anak-Anak Pulau

Jakarta, matahari.tv – Distribusi Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa sekolah tidak selalu mudah. Di Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, para relawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) harus menyeberangi laut dan sungai demi memastikan ratusan porsi MBG tiba di sekolah tepat waktu.

Kepala SPPG Aluh-Aluh Besar, Kasful Anwar, mengatakan pihaknya bertanggung jawab mendistribusikan 2.138 porsi MBG ke lebih dari 30 sekolah di tiga desa wilayah Aluh-Aluh.

“Dari 2.138 penerima manfaat, sebanyak 1.187 berada di daratan dan 951 di pulau-pulau terpisah. Jadi distribusinya harus lewat jalur laut lalu sungai. Kami menggunakan dua klotok (kapal) dan satu mobil untuk armada,” ujar Kasful, Jumat (14/11).

Setibanya di dermaga, empat relawan langsung mengantar paket MBG ke sekolah-sekolah di Desa Aluh-Aluh Kecil dan Desa Podok yang berada di pulau terpisah. Biasanya, anak-anak sudah menunggu dengan antusias dan membantu membawakan paket makanan ke sekolah.

“Rata-rata sekolahnya berada di pinggir air, sekitar 30 meter dari dermaga. Anak-anak biasanya ikut membantu. Mereka antusias sekali,” tambahnya.

Ratusan porsi MBG untuk siswa PAUD hingga SMP di kedua desa itu telah disiapkan sejak pukul tujuh pagi. Setelah proses bongkar muat sekitar setengah jam, dua kapal pengangkut MBG berangkat menuju pulau.

Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit, menyeberangi laut dan menyusuri sungai hingga tiba di dermaga Aluh-Aluh Kecil dan Podok. Ratusan porsi MBG pun kemudian didrop di titik-titik sekolah. “Sekitar pukul setengah sembilan biasanya sudah sampai,” ujar Kasful.

Menurutnya, penerima manfaat MBG di kedua desa itu sebagian besar adalah anak-anak dari keluarga petani dan nelayan. “Kebanyakan memang masyarakat di sana dari kalangan menengah ke bawah,” sambungnya.

Kasful menjelaskan, program MBG di wilayah Aluh-Aluh Besar baru berjalan sekitar tiga pekan. Sejak resmi beroperasi pada 29 Oktober lalu, distribusi awal difokuskan di sekolah-sekolah wilayah daratan. Baru dalam dua minggu terakhir, penyaluran diperluas hingga ke wilayah pulau.

“Pendistribusian dilakukan bertahap. Awalnya di darat, dan dua minggu terakhir ini baru ke jalur laut,” tutupnya.

TAGS
Share This