BKKBN Komitmen Turunkan Angka Stunting hingga 14 Persen
BREBES, Matahari.tv — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus berkomitmen menekan angka stunting melalui Kegiatan Sosisalisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama di Provinsi Jawa Tengah.
Acara yang bermitra dengan Anggota Komisi IX DPR RI, Hj Nur Nadlifah ini berlangsung di Gedung MWC NU Buaran, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes pada Sabtu (28/9/2024).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas DP3AP2KB Kabupaten Brebes Akhmad Ma’mun dan Widyaiswara Ahli Madya BKKBN Pusat Bambang Wijonarko, serta tamu undangan lainnya.
Akhmad Ma’mun dalam sambutannya menjelaskan bahwa stunting di Brebes telah mengalami penurunan dari 29,1 persen menjadi 21,6 persen, berkurang sebesar 7,6 persen. Pada tahun 2023, Brebes menempati peringkat 31, sementara tahun 2024 naik menjadi peringkat 20.
Namun kata Akhmad, angka 21,6 persen masih belum memenuhi target pemerintah yang ditetapkan sebesar 14 persen, sehingga diperlukan penurunan tambahan sebesar 7,6 persen.
“Meski ada penurunan, angka 21,6% masih menunjukkan bahwa stunting merupakan masalah kesehatan yang perlu perhatian, terutama bagi kelompok rentan,” ungkap Akhmad Ma’mun.
Untuk itu, penting untuk melanjutkan dan memperluas program yang sudah ada, serta mengintegrasikan upaya penurunan stunting dengan program kesehatan dan pendidikan lainnya.
Selain itu, meningkatkan pemantauan dan evaluasi akan memastikan efektivitas program. Keberhasilan ini patut diapresiasi, tetapi perlu upaya berkelanjutan untuk mencapai target yang lebih ambisius di masa depan.
“Untuk mengukur stunting, pengamatan akan dimulai dari Oktober di Desa Banjar Sari dan sekitarnya. Program Studi Status Gizi Indonesia (Segi) perlu diperkuat di Bantar Kawung dan sekitarnya untuk mencapai target 14 persen,” ungkap Akhmad.
Widyaiswara Ahli Madya BKKBN Pusat, Bambang Wijonarko menambahkan, BKKBN adalah lembaga pemerintah yang menangani program kependudukan dan keluarga berencana. Tugasnya termasuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, memberikan penyuluhan tentang keluarga berencana, dan meningkatkan kesehatan reproduksi.
“Dalam menjalankan programnya, BKKBN melakukan sosialisasi, pelatihan, dan pelayanan KB, serta mengevaluasi dampaknya. Rencananya ke depan adalah meningkatkan akses dan kualitas layanan KB, menggalakkan kesadaran tentang pentingnya keluarga berencana, dan berusaha mengurangi stunting,” jelas Bambang.
Bambang berharap generasi muda ikut terlibat dalam program ini untuk memahami pentingnya perencanaan keluarga dan berkontribusi dalam mencegah stunting demi masa depan yang lebih baik.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI, Hj Nur Nadlifah mengatakan bahwa pentingnya pemahaman mengenai stunting tidak bisa diabaikan. Menurutnya, Kabupaten Brebes yang berhasil menurunkan angka stunting dari 29,1 persen menjadi 21,6 persen menjadi 7,6 persen menunjukkan kemajuan yang signifikan.
“Untuk itu, keberadaan program Sekolah Ibu Bahagia di setiap daerah sangatlah diperlukan, agar para ibu dapat berperan aktif dalam menciptakan kehidupan keluarga yang bahagia, terencana, dan sejahtera,” kata Hj Nur.
Hj Nur menyebutkan, ada lima dampak positif yang akan dihasilkan dari membangun keluarga bahagia, mulai dari janin yang sehat hingga kebahagiaan seluruh anggota keluarga.
“Kita perlu mencegah anak-anak mengalami Gangguan Tumbuh dan Perkembangan (GTM) dan tetap fokus pada upaya penurunan stunting. Selain itu, penting untuk melindungi ibu muda dari risiko kematian akibat pernikahan di usia yang terlalu muda. Mari kita fokus pada penciptaan keluarga yang terencana dan sehat,” pungkasnya.