Pemilik Pondok Pesantren Madinatul Qur’an Melaksanakan Penyembelihan Hewan Kurban bersama Warga Masyarakat
MATAHARI TV | Depok – Pemotongan Qurban dilakukan oleh tokoh masyarakat H. Satar, Pemilik Pondok Pesantren Madinatul Qur’an, berlangsung di lapangan sepak bola Wilayah RW 20, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok, Kamis (29/06).
Antusias warga menyaksikan penyembelihan hewan kurban cukup besar, setelah melaksanakan Sholat Idul Adha 1444 H.
Tokoh karismatik H. Satar mengungkapkan, umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Adha hari ini.
Idul Adha merupakan salah satu hari raya umat Islam yang didalamnya menyimpan peristiwa bersejarah dalam peradaban kehidupan di muka bumi.
Peristiwa tersebut kemudian diabadikan sebagai ritual ibadah yang identik dengan hari raya Idul Adha yakni ibadah Kurban dan ibadah Haji.
“Ibadah ini mengandung hikmah tentang kesabaran, tawakal dan ketaatan kepada Allah SWT. melaksanakan ritual penyembelihan hewan qurban,” kata H. Satar.
Kurban ini rutin dilakukan setiap tahunnya, dengan semangat berbagi, khususnya bagi kaum dhuafa.
“Sebagai umat muslim, ingin memberikan dan berbagi kepada masyarakat sekitar, kita berkewajiban menjalankan sunnahnya. Bismillah yah semoga bisa membawa berkah,” ungkap H.. Satar.
Penyembelihan hewan kurban ini lanjut Pemilik Pondok Pesantren Madinatul Qur’an dilaksanakan dengan tujuan menjalin kebersamaan diantara umat muslim baik yang mampu maupun yang tidak mampu.
“Alhamdulillahi robbil alamin. Tahun ini jumlah hewan qurban yang disembelih dan didistribusikan kepada masyarakat mengalami peningkatan, yakni sebanyak 8 ekor sapi Limosin dan 5 ekor kambing,” paparnya.
Untuk itu kata H. Satar mari mengikuti keteladanan Nabi Ibrahim kepada Allah. Meraih kemenangan, kebahagiaan dalam mencari ilmu kepedulian sosial dengan menyebarkan kebaikan terhadap sesama.
“Mari kita menjiwai keteladanan Nabi Ibrahim yang dengan haqqul yakin mempercayai bahwa Allah akan Ridho saat kita menjadi Ahlul Fitrah yang istiqomah dan merawat fitrah keimanan,” jelasnya.
Menurut H. Satar, Idul Adha merupakan momen napak tilas perjalanan Rasulullah dalam mengagungkan Allah SWT sebagai Tuhan sekalian alam.
“Dalam momen Idul Adha ini, kita melakukan napak tilas keteladanan seorang Rasulullah yang menegaskan dengan haqqul yakin bahwa Tuhan yang disembah adalah Tuhan sekalian alam,” tuturnya.
H. Satar menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang turut berperan aktif sehingga kegiatan pemotongan hewan kurban berjalan dengan aman dan lancar.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan banyak kontribusinya. Semoga menjadi berkah bagi kita semua dan dapat menghidupkan suasana Hari Raya Idul Adha yang mana hal ini memberi pelajaran untuk saling berbagi dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT,” Ucapnya.
Semoga melalui momentum ini, kita semua dapat menjadi pribadi yang taat serta memiliki rasa sosial kemanusiaan yang tinggi bagi sesama.
Sementara itu ditempat yang sama Nurman Taufik, menyampaikan, pesan untuk jangan pernah takut bersedekah.
Berkurban adalah bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah Allah berikan dengan menyisihkan sebagian harta kita untuk berkurban.
“Dalam momentum Idul Adha ini sebagai edukasi untuk membangun kepribadian dan kepedulian sosial terhadap sesama,” ujar Nurman.
Sikap pasrah dan ikhlas yang tertanam pada Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS untuk berkurban dan berbakti kepada Allah SWT menurutnya patut menjadi teladan.
“Ibadah kurban merupakan wasilah, cara atau jalan untuk mencapai ketakwaan kepada Allah SWT,” ungkapnya.
Ia pun mengajak warga selalu berbuat baik dan mengendalikan sifat buruk. Hal itu merupakan cermin dari sikap pengorbanan.
“Berani bersikap mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Hal ini bagian dari hikmah Iduladha,” ungkapnya.
Nurman yang juga sebagai Konsultan Teknologi ini mengatakan, semangat kurban dapat membangun norma dan nilai yang luhur sehingga terjalinnya keharmonisan dan kokohnya amaliah beragama, yakni sikap tolong-menolong, gotong royong dan kepedulian.
“Ibadah kurban bersamaan dengan ibadah haji diharapkan dapat menopang kesenjangan sosial, hidup berdampingan dengan penuh ketenangan,” tambahnya. | Eka